Wednesday, December 20, 2006

TENTANG EDAN WAKTU KASMARAN

PENGANTAR

“Memandang matahari dari satu sudut, memandang manusia dari segenap segi”, mengandung makna yang besar dalam menelaah antologi Yusuf Fansuri ini. Dalam pengucapan yang bombastic, antologi ini adalah upaya ekstreme pengkaryanya untuk memperjuangkan eksistensi dirinya dalam lengking berlengking katakata seperti tegasnya;

tanya hadir pada lahir?
tanya lahir pada hadir?
lahir dan hadir,
hadir dan lahir
hidup mengalir

antologi “Kembali kepada tuhan”

Yusuf Fansuri nalar berkarya sejak mengenal tandatanda di langit sekolah, tidak hentihenti memacu dayacipta dan dayahidupnya, khusyuk menelaah katakata sehingga menjadi dalam dalam kotemplasinya.

Antologi ini adalah kepribadian dirinya yang telah melalui proses penemuan diri yang intensif.

Cintamu!
Dalam API terbakar AKU
Matahariku!

antologi “Edan Waktu Kasmaran”

Lalu apa yang membikin pengkarya Yusuf Fansuri ini unik ialah kemahuannya untuk mengemansipasikan katakata sehingga meloloskan kita ke dalam ruang perenungan yang seperti sumur tanpa dasar, membuka seribu satu kemungkinan deria enam itu. Disitulah rahasia Iqro’ sehingga persuruh Allah itu menggigil tak keruan.

Berahi peluru hidup
Membenam ke dalam
Aku!
Cedera
yang
Bahagia!

antologi “Dari Kekasih Kepada Kekasih”

Sebenarnya tiada teori yang dapat menjelaskan sesebuah keindahan yang otentik seperti ini, tanpa pengawet, tanpa pewarna tiruan dan tanpa gelatin. Antologi ini HALAL UNTUK DIBACA.


Zacharia Abdulmanan (Johan 5 Kali)
Sayembara Hari Kebangsaan Peringkat Negeri Sarawak

U/p: Antologi sajak ini telah habis terjual dengan edisi terhad yang bernilai RM 3.99

No comments: